![]() |
Reog rutan Ponorogo bersiap tampil dalam ajang IPPAfest 225 di Jakarta |
PONOROGO, SINYALINDONESIA — Di balik tembok Rutan Kelas IIB Ponorogo, bukan hanya kisah penebusan dan penyesalan yang tumbuh, tapi juga kreativitas dan harapan yang tak lekang.
Kali ini, harapan itu menari dalam bentuk Reyog Sardulo Condrodimuko—sebuah tim kesenian yang berisi petugas dan warga binaan, bersiap tampil di panggung nasional IPPAFEST 2025 di Lapangan Banteng, Jakarta.
IPPAFEST (Indonesian Prison Product & Art Festival) bukan sembarang festival. Ia merupakan panggung prestisius yang digelar Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dalam rangka Hari Bhakti Pemasyarakatan ke-61.
Di sini, warga binaan dari seluruh penjuru Indonesia tak sekadar menampilkan hasil karya, tapi juga menyuarakan sisi lain dari kehidupan di balik jeruji: bahwa pembinaan dan seni mampu menjadi medium perubahan yang sesungguhnya.
Tim Reyog dari Rutan Ponorogo diberangkatkan secara resmi pada Selasa siang, 22 April 2025. Prosesi yang digelar di halaman rutan itu dimulai dengan pengarahan dan doa bersama yang dipimpin oleh Pelaksana Tugas Kepala Rutan Ponorogo, Jumadi.
Dalam pidatonya, Jumadi tak hanya memberikan arahan, tapi juga menyuntikkan semangat kepada para peserta.
“Keikutsertaan dalam IPPAFEST ini bukan sekadar tampil di panggung. Ini adalah pembuktian bahwa proses pembinaan kita berjalan. Seni telah menjadi jembatan perubahan. Tampilkan yang terbaik, jaga kekompakan, dan harumkan nama Ponorogo,” ucapnya.
Dengan pengawalan sesuai prosedur keamanan, tim berangkat menuju Jakarta. Mereka dijadwalkan tampil pada Rabu, 23 April 2025 pukul 15.30 WIB.
Penampilan Reyog Condrodimuko menjadi salah satu pertunjukan unggulan dalam IPPAFEST yang mengusung tema seni sebagai terapi dan ekspresi kemanusiaan.
Penampilan ini tak hanya membawa nuansa budaya dari tanah Reog, tapi juga menyimpan pesan moral: bahwa di dalam rutan, manusia tidak berhenti tumbuh.
Di sana, warga binaan didorong untuk mengenal kembali dirinya melalui seni, budaya, dan pembinaan mental.
Keterlibatan Reyog sebagai ikon Ponorogo dalam IPPAFEST bukan hanya bentuk promosi budaya lokal, tapi juga mencerminkan keberhasilan program pembinaan yang humanis dan berbasis kearifan lokal.
Bahwa seni—khususnya Reyog—dapat menjadi alat refleksi, sekaligus jendela menuju masa depan yang lebih baik.
Rangkaian IPPAFEST 2025 sendiri dapat disaksikan secara langsung melalui kanal YouTube PASTV Ditjenpas, membuka akses luas kepada publik untuk melihat bahwa pemasyarakatan hari ini tak melulu soal hukuman, tapi tentang pemulihan dan peluang kedua.
Dengan semangat gotong royong dan kolaborasi antar petugas serta warga binaan, Rutan Ponorogo terus menegaskan posisinya sebagai rutan yang tak hanya menjaga, tapi juga membina, menggali potensi, dan menanamkan kembali harapan.
Penulis : Nanang
Posting Komentar